PCM Umbulharjo - Persyarikatan Muhammadiyah

PCM Umbulharjo
.: Home > Artikel

Homepage

KONTRIBUSI MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN

.: Home > Artikel > Pimpinan Pusat
02 Maret 2012 07:59 WIB
Dibaca: 10303
Penulis :

 

KONTRIBUSI MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN

Oleh Muh Safi’i, S.Ag.

 

Salah satu hal yang mendorong berdirinya organisasi Muhammadiyah adalah permasalahan pendidikan  diwilayah nusantara pada awal abad ke-20 belum memuaskan bagi kepentingan umat dan masyarakat.

Pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua model yang berbeda.  Pertama Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan yang dikelola oleh umat islam yang diasuh oleh Kiai. Mata pelajarannya hanya agama yang sempit, tanpa ada tambahan mata pelajaran umum, sehingga santri sukar menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.  Pada umumnya pendidikan di pondok pesantren tidak mengenal kelas dan lamanya belajar. Kedua   Sekolah Barat, yang pada umumnya diselenggarakan oleh penjajah (Belanda) dengan membeda-bedakan antara murid yang berasal dari petani, pegawai rendah, kaum ningrat, anak cina, dan anak belanda. Pendidikan hanya bertujuan mencerdaskan otak saja, sedang perasaan dan akal budi (akhlak) diabaikan.

Muhammad Darwisy, pemuda kampung Kauman Yogyakarta, pada usia 20 tahun (1888), sepulang dari menunaikan ibadah haji   dilanjutkan dengan menuntut ilmu agama dan bahasa arab di Makkah selama lima tahun di Makkah berganti nama Ahmad Dahlan.  Ia pulang dengan membawa semangat pembaharuan dalam dunia Islam yang digelorakan oleh seperti Muhammad Abduh, al-Afghani, Rasyid Ridha, dan ibn Taimiyah.

Ketertinggalan umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia dalam segala bidang termasuk dunia pendidikan menyebabkan Dahlan  risau hatinya. Ia merasa bertanggung jawab untuk membangunkan, menggerakkan dan memajukan mereka. Dahlan sadar bahwa kewajiban itu tidak mungkin dilaksanakan seorang diri, tetapi harus dilaksanakan oleh beberapa orang yang diatur secara seksama. Kerjasama antara beberapa orang itu tidak mungkin tanpa organisasi. Maka pada   8 Dzulhijjah 1330 H (kalender islam) bertepatan dengan 18 Nopember 1912 Muhammadiyah didirikan dari kampung Kauman Yogyakarta.

K.H. Ahmad Dahlan memandang pendidikan sebagai salah satu  sarana yang efektif  untuk  menyebarkan perubahan dan pembaharuan, sedangkan pendidikan yang ada saat  itu belum bisa memenuhi harapannya, maka kemudian K.H. Ahmad Dahlan   menyelenggarakan pendidikan dengan menggabungkan kurikulum pondok pesantren dengan sekolah barat (modern), dengan porsi pendidikan agama yang cukup. Maka muncullah pondok pesantren yang juga mengajarkan pelajaran umum seperti Madrasah Mualimin dan Mualimat. Sedangkan SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah adalah sekolah model barat yang mengajarkan pendidikan agama islam dengan porsi yang cukup banyak. Pada waktu itu K.H. Ahmad Dahlan juga berani melakukan hal yang masih dipandang aneh   untuk kalangan umat islam yaitu sekolah menggunakan bangku dan kursi, murid-muridnya diperbolehkan latihan drumband dan menggunakan celana panjang serta dasi.

Kini satu abad sudah Muhammadiyah berdiri,  partisipasi Muhammadiyah dalam dunia pendidikan tidaklah kecil. Mahammadiyah mampu menyelenggarakan program pendidikan dengan menyediakan 1132 SD; 169 MI; 1184 SMP; 534 MTs; 511 SMA; 263 SMK; 172 MA; 67 Pondok Pesantren; 55 Akademi; 4 Politehnik; 70 Sekolah Tinggi dan 36 Universitas yang tersebar diseluruh Indonesia (Suara Muhammadiyah 05/95 1-15 Maret 2010).

Catatan penting yang perlu dikemukakan dalam tulisan ini adalah: pertama bagaimana menjadikan sekolah di Muhammadiyah bukan sebagai pilihan kedua setelah tidak diterima di sekolah negeri. Kedua, Lembaga pendidikan Muhammadiyah benar-benar menjadi wahana menyemai karakter generasi penerus bangsa. Ketiga, Pendidikan Muhammadiyah tetap harus berpihak kepada masyarakat lemah, kaum lemah disini tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga dalam bidang aqidah, moral dan jiwa. Keempat, pengelola pendidikan Muhammadiyah tidaklah pantas bila melupakan sejarah perjalanan Muhammadiyah, sumberdaya pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah saat ini merupakan hasil kerja yang memakan waktu sangat panjang dan berliku.

(Muh Safi’i, S.Ag.,  guru SLB N 2 Yogyakarta, Ketua Majelis Kader Muhammadiyah Cabang Umbulharjo Yogyakarta)

 

 

 

 

           

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : PENDIDIKAN

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website